Video TVmoka Terbaru Live January 26, 2023 2:35 am

Jakarta, CNN Indonesia —
Turki menjadi sorotan Setelah pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan disebut berencana keluar berasal dari Pakta Pertahanan Negara Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) di dalam enam bulan.
Wakil Pimpinan Partai Tanah Air Turki, Ethem Sancak, mengatakan perkembangan relasi antara Turki-NATO dan juga Turki dengan sejumlah negara Eropa menjadi alasan Ankara mempertimbangkan hal ini. Padahal, Turki telah menjadi negara anggota aliansi pertahanan terbesar di dunia itu sejak 1952.
“Akhir-akhir ini, Anda semua dapat melihat kampanye anti Al Quran di Swedia dan juga serta Belanda,” kata Sancak pada Hari Rabu (25/1) seperti dikutip kantor kabar Rusia, TASS.
Sancak serta menuding NATO sempat berupaya membuat Turki terperangkap di dalam peperangan di Timur Tengah. Pernyataan ini merujuk pada perang sipil di Suriah.
Selain itu, ia menuduh NATO mencoba mengadu domba antara Turki dengan Yunani.
“NATO memaksa kami bertindak melalui provokasi-provokasinya. Mereka [NATO] mencoba mengadu domba kami dengan negara tetangga kami, Yunani,” ungkap Sanca lagi.
[Gambas:Video CNN]
Ia lalu mengatakan, “Perkembangan-perkembangan ini mendorong kami mengambil langkah-langkah seperti ini [berencana keluar berasal dari NATO].”
Turki telah menjadi anggota NATO selama 71 Tahun. Namun, belakangan ini sentimen terhadap NATO memang meningkat di Turki.
Pada 19 Januari, Partai Patriotik Turki mendesak pemerintah Recep Tayyip Erdogan meninggalkan aliansi militer tersebut.
Kelompok anti-Amerika di Turki serta berkali-kali meminta pemerintah menutup pangkalan militer AS di sana. Selain itu, mereka mendesak pembatalan kontrak pembelian jet F-16, dan juga serta meminta Turki menarik diri berasal dari NATO.
Kabar Turki berencana angkat kaki berasal dari NATO serta muncul Setelah Ankara menjadi perbincangan publik gara-gara menolak Swedia dan juga serta Finlandia masuk aliansi itu.
Erdogan menolak dua negara Nordik itu masuk NATO karena menganggap Swedia dan juga serta Finlandia masih mendukung kelompok yg masuk di dalam daftar teroris versi Ankara seperti Partai Pekerja Kurdistan (PKK).
Orang nomor satu di Turki bahkan menuntut Swedia dan juga serta Finlandia merepatriasi aktivis PKK Apabila ingin mendapat restu Turki untuk masuk NATO.
Penolakan itu semakin menggema Setelah politikus Swedia membakar Al Quran saat aksi di depan Kedutaan Besar Turki di Stockholm pada Hari Sabtu (25/1).
Usai insiden itu, Erdogan memperingatkan Swedia supaya tak berharap mendapat dukungan bergabung dengan NATO.
“Swedia seharusnya tak mengharapkan dukungan kami,” ungkap Erdogan di dalam pernyataan resmi pada Sabtu, seperti dikutip AFP.
(isa/rds)
[Gambas:Video CNN]
Sumber Referensi & Artikel : Berbagai Sumber
Saksikan video selengkapnya :